Tumbang Anoi – adalah salah satu desa yang berada di kecamatan Damang Batu, Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia, berjarak sekitar 300 kilometer arah utara Palangka Raya, ibu kota Kalimantan Tengah.
Rapat itu, antara lain menghasilkan kesepakatan untuk mengakhiri pertikaian sesama suku Dayak dan tradisi “mengayau” atau memenggal kepala manusia. Dengan adanya perjanjian itu maka terjalinlah persatuan dan persaudaraan antar suku-suku Dayak yang dulunya saling bermusuhan satu sama lain.
Kondisi semakin diperparah dengan adanya sengketa perebutan lokasi menyadap getah nyatu antara Suku Dayak Ngaju dari sungai Kahayan dengan Suku Dayak Kenyah dari sungai Mahakam, yang kebetulan lokasinya berada di perbatasan wilayah kedua suku tersebut, yaitu di Puruk Ayau dan Puruk Sandah. Sengketa ini memicu perang dan saling kayau antar kedua suku yang dikenal dengan peristiwa “Kayau 100”.
1
|
Menghentikan permusuhan dengan pihak Pemerintah Hindia Belanda;
|
2
|
Menghentikan kebiasaan perang antar sukudanantardesa
|
3
|
Menghentikan kebiasaan balas dendam antar keluarga;
|
4
|
Menghentikan kebiasaan adat mangayau;
|
5
|
Menghentikan kebiasaan adat perbudakan;
|
6
|
Pihak Belanda mengakui berlakunya Hukum Adat Dayak dan memulihkan segala kedudukan, dan hak-hak suku Dayak dalam lingkup pemerintahan lokal tradisional mereka;
|
7
|
Penyeragaman hukum adat antar suku;
|
8
|
Menghentikan kebiasaan hidup berpindah-pindah dan agar menetap di suatu pemukiman tertentu;
|
9
|
Mentaati berlakunya penyelesaian sengketa antar penduduk maupun antar kelompok yang diputuskan oleh Rapat Adat Besar yang khusus diselenggarakan selama Rapat Damai ini berlangsung.
|
Meskipun “terselip” kepentingan pihak pemerintah Hindia Belanda sebagaimana poin 1keputusan rapat tersebut, termasuk ide untuk bersumpah siap membantu pemerintah Hindia Belanda, bagi Suku Dayak, hasil Rapat Damai Tumbang Anoi itu sangat penting, karena sejak saat itulah disepakati untuk menghentikan segala perselisihan dan permusuhan di antara sesama suku Dayak di seluruh Pulau Kalimantan.