Foto : Kepala Bidang Kesenian, Ahmady.
MMCGumas — Sejumlah desa di Kabupaten Gunung Mas mulai mempersiapkan pelaksanaan tiwah massal, salah satu ritual adat Dayak Ngaju yang ditujukan untuk penghormatan kepada leluhur dan pengantaran roh ke Lewu Tatau (alam baka). Jadwal pelaksanaan tiwah ini telah dilaporkan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Gunung Mas.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Gunung Mas, Hansli Gonak, melalui Kepala Bidang Kesenian, Ahmady, mengungkapkan bahwa saat ini ada beberapa desa dari Kecamatan Rungan Barat dan Kecamatan Kurun yang telah mengajukan proposal dan tengah merampungkan persiapan pelaksanaan upacara adat tersebut.
Jadwal Tiwah Massal 2025 yang Sudah Masuk Disbudpar Gumas: Desa Bahanei (Kecamatan Rungan Barat): Direncanakan pada bulan November 2025, dengan 24 almarhum yang akan ditiwahkan. Desa Tumbang Kuayan (Kecamatan Rungan): Dijadwalkan pada bulan Juli 2025. Desa Petak Bahandang (Kecamatan Kurun): Juga akan melaksanakan tiwah massal pada bulan Juli 2025, untuk 19 almarhum.
Ahmady menjelaskan bahwa pemerintah daerah mendukung pelestarian budaya leluhur ini, namun keterbatasan anggaran menjadi tantangan tersendiri. “Dengan adanya pemangkasan anggaran, Pemda Gumas hanya bisa membantu untuk biaya upah laluh basir sebesar Rp81 juta, dan itu sudah dialokasikan untuk pelaksanaan tiwah massal yang berlangsung di Desa Jangkit beberapa waktu lalu,” sebutnya, Jumat (2/5/2025).
Ia menambahkan, ke depan pihak desa yang telah merencanakan tiwah diharapkan tetap berkoordinasi dan bersabar menunggu penyesuaian anggaran daerah. “Kami menyarankan agar permohonan bantuan keuangan untuk pelaksanaan tiwah menunggu penyesuaian anggaran. Jangan sampai masyarakat terbebani, karena biaya tiwah cukup besar, terutama untuk upah laluh basir,” imbuh Ahmady.
Pemerintah Kabupaten Gunung Mas melalui Disbudpar menyatakan komitmennya untuk terus mendorong pelestarian budaya lokal. Harapannya, dukungan terhadap pelaksanaan tiwah massal bisa terus diberikan di tahun-tahun mendatang, terutama untuk membantu meringankan beban masyarakat dalam menyelenggarakan upacara adat yang sakral ini.
“Semoga masyarakat bisa bersabar dan tetap menjaga semangat gotong royong dalam pelaksanaan tiwah ini,” pungkas Ahmady.