Gunung Mas – Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balanga Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) meluncurkan program museum keliling khusus ke wilayah pedalaman salah satunya di Kabupaten Gunung Mas (Gumas).
Terobosan yang dilakukan Upt Balanga dengan menjangkau siswa SMP dan SMA di Gumas, dimana dengan mengajak mereka mengunjungi museum keliling, agar dapat mengenal, meningkatkan rasa kecintaan terhadap kearifan budaya lokal dan peninggalan nenek moyang suku dayak.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Gumas, Eight Manto dalam wawancaranya seusai kegiatan pameran keliling di museum mini Disbudpar, tepatnya jalan Ponegoro kuala kurun, Rabu (9/3/2022).

Lebih lanjut dirinya mengatakan, Pameran keliling merupakan salah satu strategi dari Upt Balanga dimasa pandemi covid 19. “kunjungan ini sangat kita harapkan, dengan program pameran keliling kami juga mengapresiasi dan menyambut baik karena Disbudpar gumas memiliki mini galery yang sejalan dengan program tersebut,” ujarnya.
Untuk diketahui tema yang dibawa oleh Upt Balanga, sinkron dengan mini gallery yang Disbudpar gumas miliki, dimana Upt Balanga membawa tema di sektor pertanian sementara dimini galery Budpar mengangkat tema yang mengarah disektor perikanan.
“Tentu saja pada prinsipnya itu sama mengenai budaya kearifan lokal untuk peralatan hidup masyarakat suku Dayak” jelas Eight Manto.
Sementara itu kepala Dinas Budpar Provinsi Kalteng melalui Kasi Penyajian Tata Pameran dan Pelayanan, Jimmy menyampaikan bahwa tujuan dengan dilakukannya pameran keliling, agar para pelajar baik SMA maupun SMP dapat mengenal benda benda antik sejarah jaman dahulu dan juga benda benda yang kegunaannya sebagai alat bercocok tanam, berladang, berkebun.
“Tema yang kita angkat sekarang ini di sektor pertanian, diantaranya bercocok tanam dan berladang,” kata Jimmy.
Kegunaan benda benda jaman dahulu, dikatakannya tidak banyak tepakai sehingga para pelajar diberitahukan bagaimana orang jaman dahulu menggunakan alat seadanya saja. “ini dapat menambah pengetahuan siswa pelajar yang ada di gumas,” tuturnya.
Dijelaskannya, barang barang yang di pamerkan salah satunya adalah alat penebang kayu yaitu baliung, alat sawuk, tuyang jaman dulu, tampi kiap dan jangat.
selain itu kita juga sengaja mengisi dan menambahkan benda benda peninggalan sekarang ini, seperti pedang katana, pedang Persia dan pedang peninggalan belanda untuk dipamerkan.
Dari benda benda peninggalan jaman dulunya, seperti bertani dan berladang merupakan bagian dari sejarah. “ini yang kita kenalkan kepada siswa pelajar maupun masyarakat dan orang luar yang berada diluar Kalimantan sehingga mereka mengetahui budaya orang dayak,” tandasya.
